Selasa, 10 Januari 2012

Divergen style


Gaya mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk menjaga konsistensi belajar siswa. Mosston (1994:2) mengungkapakan bahwa : ”pola hubungan pembuatan keputusan yang dibuat guru dan siswa disebut gaya mengajar”. Dari uraian di atas jelas bahwa gaya mengajar bukan hanya suatu tata cara yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan bagaimana seorang guru bisa melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan.
Gaya mengajar divergen merupakan gaya mengajar yang berpusat pada siswa, Seperti yang diutarakan oleh Mosston “for the first time the learner is enganged in discovering and producing options within the subject matter.”. jadi siswa disini memiliki peran dan ikut serta secara langsung dalam membuat pilihan dan penemuan di dalam pembelajaran. Tugas siswa pada pembelajaran dengan gaya mengajar divergen adalah untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan. Seperti yang diutarakan Mosston “ the role of the learner has been either to replicate and perform or to discover the specific target”. Gaya mengajar divergen berbentuk tugas – tugas dimana siswa berperan dalam membuat keputusan.  Guru hanya bertugas memberikan dan membimbing siswa dalam permasalahan yang harus di selesaikan. Jawaban dari permasalahan itu harus memiliki jawaban yang banyak atau berbeda – beda, gaya mengajar divergen juga memberikan kesempatan pada siswa untuk merancang suatu kegiatan dalam sebuah pembelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa dituntut untuk menemukan jawaban yang bervariasi dengan menggunakan kreatifitasnya, keaktifannya dan kerja sama dalam pembelajaran untuk menghasilkan jawaban – jawaban tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Furqon (68) menyatakan bahwa “gaya mengajar divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah”. Sasaran metode divergen adalah:
    1. Mendorong siswa untuk menemukan pemecahan ganda melalui pertimbangan-pertimbangan kognitif.
    2. Mengembangkan “wawasan” ke dalam struktur kegiatan dan menemukan variasi.
    3. Memungkinkan siswa untuk bebas dari guru dan melampaui jawaban-jawaban yang diharapkan.
    4. Mengembangkan kemampuan untuk memerikasa dan menganalisis pemecahan-pemecahannya.
    
    Menurut Mosston Gaya mengajar divergen memiliki struktur “Stimulus > Cognitive Dissonance > Mediation > Discovery.”. Dari uraian tersebut alur gaya mengajar divergen diawali dengan pemberian rangsangan, ini bisa diberikan dalam bentuk memberikan permasalahan sehingga siswa dituntut untuk berfikir sehingga mereka terangsang untuk berfikir. Cognitive dissonance pada tahapan ini siswa akan mencari cara penyelesaian permasalahan dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Mediation pada tahapan ini siswa akan menemukan jawaban dan pada gaya mengajar divergen ini, siswa akan menemukan jawaban yang beragam. Discovery pada tahap ini siswa pembuatan jawaban dari permasalahan ke dalam bentuk praktek. Tujuan dari gaya mengajar divergen menurut Mosston (1994:201) yaitu:
1.      To invite the cognitive capacities of the teacher in designing problems for a given subject matter area.
2.      To invite cognitive capacities of the learner in discovering multiple solutions to any given problem in physical education
3.      To develop insight into the structure of the activity and discover the possible variations within this structure.
4.      To reach the level of affective security that permits the teacher and the learner to go beyond accepted, conventional responses.
5.      To develop the ability to verify solutions and organize them for specific purposes.

Dari uraian di atas guru dalam penggunaan gaya mengajar divergen dituntut untuk membuat permasalahan pada pembelajaran yang akan diberikan, dan guru dituntut menggunakan pengetahuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga siswa dapat didorong untuk berfikir. Seorang guru harus dapat membiasakan siswa memiliki pandangan yang luas pada susunan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan banyak jawaban ynag mungkin. Dengan gaya divergen, siswa diarahkan agar terbiasa dengan pencarian permasalahan, lalu siswa dituntut untuk menemukan solusi ke dalam praktek.
Dalam penerapan gaya mengajar divergen ini dijelaskan oleh Mosston (1994:202) menjelaskan ada beberapa tahapan pengambilan keputusan yang dibuat oleh guru yaitu:
  1. Preimpact, the teacher make decision about the general subject matter, decision about specific topic, and decision about design problem of series that will elicit divergent solution. Teacher must first have insight into specifik elements of the activity, the sequence of the activity, and the structure of  the activity..
  2. Impact set the learner decides which multiple and divergent solutions adre applicable to the problem. The solutions discovered by the learner become the subject matter, the content of the episode.
  3. Post Impact, the learner makes evaluation decisions about the discover solutions.vthe more the learner is engaged in the post impact phase, the more the objective of this style is reached.

Dari uraian di atas terdapat 3 tahapan yang harus dibuat oleh guru, pertama pre impact, pada tahapan ini guru menyiapkan materi yang dapat mengarahkan siswa kedalam pemikiran divergent, guru harus menyusun kegiatan yang terhubung dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain. Impact pada tahapan ini guru harus mengarahkan dan membimbing siswa untuk memutuskan penyelesaian dari permasalahan yang diberikan. Post impact, pada tahapan ini siswa akan memeriksa jawabannya, jika siswa bisa menemukan jawaban yang beragam maka tujuan dari gaya ini tercapai.
Agar tujuan dari gaya mengajar divergen  dapat tercapai, maka seorang guru Penjasorkes harus menyusun kegiatan pembelajaran dan menerapkan aspek dalam gaya mengajar divergen  yang diutarakan oleh Mosston (1994:206) “1. The design of a single problem and its consequences, 2. The design of sequence of problem, 3. Guidelines for designing problems in various acticities.”. dari uraian tersebut guru Penjasorkes terlebih dahulu ahrus menysusun permasalahan tunggal yang harus diselesaikan oleh siswa juga membuat kemungkinan – kemungkinan yang akan diberikan oleh siswa. Lalu menyusun bentuk permasalahan yang berkelanjutan, bentuk permasalahan yang dibuat harus berhubungan dari permasalahan tunggal yang dibuat, seperti penambahan pada inti masalah sehingga siswa dapat meencari jawaban permasalahan tersebut. Membuat garis pembimbing untuk permasalahan yang dibuat kedalam kegiatan yang beragam. Dari setiap kegiatan yang beragam tersebut harus terhubung sehingga penyelesaian divergen dapat diterapkan oleh siswa.
Tujuan utama dari gaya mengajar ini adalah untuk membiasakan siswa menghasilkan berbagai macam jawaban terhadap permasalahan tunggal. Mosston mengungkapkan tugas guru dan siswa yang terjadi pada penggunaan gaya mengajar divergen yaitu:
Role of learner:
1.      To produce divergent responses ( multiple responses to the same questions)
2.      To ascertain the validity of the responses
3.      To verify responses in some subject matter tasks.

Role of Teacher:
1.      To make the decision about the question to be asked
2.      To accept the responses
3.      To serve of verification in some subject matter tasks.

Didalam penggunaan suatu gaya mengajar terdapat kelebihan dan kekurangan, menurut Berliana (2008) yang di kutip oleh Muldan (2011) yaitu:
Kelebihan:
-          Melibatkan aspek kognitif sehingga memberikan kemungkinan untuk berkembang secara harmonis.
-          Memahami pernyataan dan jawaban memberikan kesempatan kepada siswa memahami hubungan antara proses dan hasil belajar.
-          Ganjaran dan dorongan yang tetap yang terkandung dalam proses belajar mengajar cenderung mendorong siswa membentuk citra dirinya dan membangkitkan perhatian dan keterlibatannya pada pokok bahasan.

Kekurangan:
-          Nampak sangat bertele – tele sering menimbulkan kebosanan bila tidak segera menemukan target belajarnya.
-          Diperlukan banyak waktu untuk membimbing siswa, yang menimbulkan keengganan guru membuat persiapan secara cermat.
Sangat menekankan pada laju kecepatan belajar siswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar